Candi Ngetos dan Sêrat Pararaton


Bhra Hyang Wekasing Suka mokta, sang mokta ring Indrabhawana, i çaka janma-netra-agni-sitangsu, 1321, sang dhinarmeng Tajung, bhisekaning dharma ring Paramasukapura.


"Baginda Hyang Wêkasing Sukha wafat. Dia wafat ke Indrabhawana (surga) pada tahun saka Orang Mata Api Bulan atau 1321, dicandikan di Tajung. Nama resmi candi itu adalah Paramasukapura."


(Sêrat Pararaton Pupuh XI)


***


Berdasarkan kisah tutur dan forklore masyarakat Nganjuk, Candi Ngetos diyakini sebagai tempat penyimpanan abu jenasah Hyang Wêkasing Sukha (Prabhu Hayam Wuruk), Raja Majapahit keempat. 


Tak jauh dari lokasi candi yang tersisa sekarang, terdapat sebuah candi lagi yang kini telah sirna dan hanya tinggal puing-puing batu bata, sehingga dinamakan Candi Bubrah (Babad Anjuk Ladang - Drs. Harmadi). 


Dua candi inilah yang disebut sejarawan N.J. Krom sebagai Candi Tajum atau Candi Kembar.


Jika Pararaton (kitab Raja-raja Singasari Majapahit) menyebutkan Hyang Wêkasing Sukha dicandikan di Tajung, mungkin toponimi Tajung bisa berubah menjadi Tajum.


Tak jauh dari Candi Ngetos, juga terdapat sebuah desa bernama Selopuro. Mungkinkah Selopuro merupakan perubahan toponimi Paramasukapura?


Rahayu. (*)


(Heru Sang Amurwabumi)


Posting Komentar untuk "Candi Ngetos dan Sêrat Pararaton"